EVOS Legends di MPL ID S11 terbilang inkonsisten. Hasil yang didapat Macan Putih benar-benar tak tertebak dan kadang-kadang di luar ekspektasi.
Enam kemenangan dan lima kekalahan yang sudah didapati sepanjang musim, menjadi bukti mereka masih mencari pakem paling spesial untuk tim.
EVOS Legends sebenarnya menjadi satu dari sedikit tim dengan ciri khas gameplay. Mereka begitu mengandalkan Branz sebagai marksman atau goldlaner untuk bisa menjadi asuransi di mid dan late game.
Strategi back-step yang begitu memikat di leg pertama pun menjadi sesuatu yang kerap dibicarakan. Tapi, belakangan musuh-musuh sudah mulai sadar dengan dua gaya permainan di atas.
Kekalahan yang didapatkan EVOS Legends pun kebanyakan terjadi ketika Branz dibuat tak main dan jadi target operasi, pun pola back-step mereka terbaca oleh musuh.
EVOS Legends sedang mencari metode gameplay baru
Setelah kemenangan melawan Bigetron Alpha, Age sebagai pelatih membenarkan bahwa timnya sempat mengalami masalah soal ragam strategi yang dimiliki.
Dia pun sedang dalam upaya untuk bisa memperbanyak gameplay tim agar tak mudah dibaca oleh musuh.
“Tim ini memang lagi naik turun dan lambat laun tim lawan pun bisa membaca gameplay kami. Saya lagi mencoba improvisasi kemampuan player dengan tipe-tipe permainan tertentu,” katanya.
“Mungkin ada beberapa tipe gameplay yang harus saya coba lagi saat latihan, agar kebiasaan dan strategi tim tak terlalu terbaca oleh musuh.”
“Sehingga ke depannya kami punya kejutan buat lawan-lawan. Agar tidak template,” jelas dia.
- RRQ BangDuk ungkap rasanya latih Lemon Cs dan rahasia kalahkan ONIC
- Eksklusif: Tutorial main Natalia dari Baloyskie, 100% winrate MPL ID S11
EVOS Legends terlalu mengandalkan Branz?
Pembahasan lain yang ONE Esports tanyakan adalah soal META PaspamBranz yang begitu lekat dengan mereka. Sebagian besar laga yang berujung kekalahan oleh EVOS, Branz selalu dibuat tak bisa main.
Sampai akhirnya Age dan Branz berbicara. Menurutnya, META saat ini memang memaksa goldlaner untuk menggendong tim. Age sendiri merasa timnya memiliki penggendong selain Branz. Ia malah berharap Branz terus dijadikan target operasi oleh tim lain.
“Mungkin karena masih kebawa opini saya saat di BTR, ketika Branz tertekan bawa late game. Mungkin masih kebawa. Tapi sekarang lebih kebawa META. Ketika menekan marksman seperti apapun, gamenya akan gampang. Itu mungkin yang dilakukan tim-tim lain,” kata Branz.
“Semua tergantung dengan playstyle tim. Tak bisa dimungkiri bahwa EVOS Legends punya ciri khas dengan Branz yang biasanya gendong atau kill-nya banyak,” sahut Age.
“Tapi menurut saya kami sudah mulai switching dan tak mengandalkan Branz saja. Kami sudah coba Tazz main Lancelot dan Ling. Pada momen itu Tazz-nya bisa menggendong gitu.”
“Kalau kami main Pharsa dan Yve, Hijumee juga gendong. Semuanya setara lah. Jika dibilang nge-press Branz terus EVOS kalah ya gapapa. Tekan terus saja Branz-nya. Semoga pemain lain tidak di-press,” pungkas sang pelatih.
Ikuti akun resmi ONE Esports di Facebook, Instagram dan TikTok untuk mendapatkan kabar terkini esports, hasil pertandingan, gosip transfer dan update harian lainnya.
BACA JUGA: EVOS Legends tuntaskan dendam, klimaks taunting IESF!