Jungler EVOS Legends, Tazz, merupakan salah satu pemain muda potensial yang sudah lama berada di bawah naungan manajemen Harimau Putih, tetapi baru akhir-akhir ini mendapat kesempatan membuktikan diri. Kemampuannya sebagai jungler tidak perlu diragukan lagi.
Meski sempat mengalami kegagalan di MPL ID S10 yang merupakan debutnya di level tertinggi, tetapi semua itu tidak menjadi wajah sesungguhnya dari kemampuan Tazz. Ada beberapa faktor yang memengaruhinya, terutama karena ia lebih banyak main sebagai midlaner, bukan jungler yang merupakan role utamanya.
Kini jelang MPL ID S11, ia telah diumumkan menjadi bagian dari roster EVOS Legends sebagai jungler bersama Ferxiic. Secara kualitas, kemampuan dirinya memang bisa disejajarkan dengan jungler lainnya yang ada di MPL.
Di sisi lain, Tazz juga mampu menguasai beberapa META sebagai jungler dengan memainkan banyak hero di role tersebut. Hal ini sedikit banyak juga disebabkan oleh banyaknya role yang telah ia mainkan, terutama sebelum menjadi pro player.
Biodata EVOS Tazz
- Nama: Darrel Jovanco Wijaya
- IGN: Tazz, Tazz DD
- Tanggal Lahir : –
- Usia: 17 tahun (2022)
- Role: Jungler, Midlaner
- Signature Hero: Fanny, Ling, Valentina, Xavier, Lunox
- Instagram : @evos.tazz
Ada pengaruh REKT membuat Tazz tertarik jadi pro player
Tazz bergabung dengan EVOS pada September 2021 dan menjadikan MDL ID S4 sebagai debutnya bersama Harimau Putih. Di ajang tersebut, dirinya berhasil membawa EVOS Icon menjadi runner-up usai tumbang dari Alter Ego X di grand final.
Pada musim selanjutnya, Tazz baru berhasil merasakan gelar juara usai EVOS Icon sukses membalaskan dendam musim lalu kepada Alter Ego X di grand final MDL ID S5 yang sedikit banyak membantu dirinya bisa promosi ke EVOS Legends untuk bermain di MPL ID S10.
Namun sebelum itu, Tazz ternyata tidak terlalu tertarik untuk menjadi pro player. Ia hanya bermain untuk kesenangan, meski sempat juga menjadi joki.
Akan tetapi semua itu terubah setelah MPL ID S8, di mana REKT yang merupakan player idolanya gagal mengantarkan EVOS Legends menjadi juara usai ditumbangkan ONIC Esports di final lower bracket.
Melihat kekalahan idolanya tersebut ternyata berhasil menantik hasratnya untuk mencicipi ketatnya persaingan scene kompetitif dengan mengikuti trial bersama EVOS.
“Sebelumnya, saya hanya player biasa, ngejoki, dan push rank. Awalnya saya mengidolakan REKT karena dia jago, dan ketika melihat dia kalah di Season 8, saya jadi penasaran. Saya coba ikut trial, ternyata masuk (EVOS),” ucap Tazz secara eksklusif kepada ONE Esports.
“Awalnya saya tidak punya niat untuk menjadi pro player. Namun setelah melihat kekalahan itu, saya benar-benar niat nge-push rank, mulai memerhatikan para pro player, hingga bisa masuk EVOS,” tuturnya.
Setelah bergabung dengan EVOS, Tazz pun sempat bermain bersama REKT dan mengaku sangat senang bisa bermain dengan idolanya tersebut. “Sangat senang pastinya dan menjadi bukti bahwa saya tidak salah menjadikan dia sebagai idola,” kata Tazz.
Di sisi lain, keinginannya untuk menjadi pro player tersebut ternyata tidak membuat dirinya harus meninggalkan bangku sekolah. Dirinya juga masih bisa tetap membagi waktu antara belajar dan bermain.
- Eksklusif: 3 alasan EVOS Legends bisa juara MPL ID S11 menurut Tazz
- Daftar pemain Seleknas MLBB SEA Games 2023, ada satu nama kejutan!
Mantan preman EXP lane dan kisah unik jadi player Fanny
Sebelum bergabung dengan EVOS Esports, Tazz memang hanya joki dan pemain rank biasa. Namun saat itu dirinya juga sudah menjadi member dari Squad C9 yang memang cukup banyak mencetak pemain berbakat.
Dengan menjadi bagian dari squad C9, artinya potensi yang dimiliki Tazz memang sudah terpantau dan banyak diakui. Namun uniknya, saat itu dirinya tidak menjadi pemain jungler atau midlaner seperti apa yang ia mainkan di MPL ID S10 bersama EVOS Legends.
Role yang saat itu ia mainkan adalah sebagai EXP laner. Bahkan ia sempat menjadi top global dari beberapa hero yang bisa dimainkan di role tersebut.
“Saat itu saya lumayan banyak top global sih, tetapi mungkin tidak akan pada menyangka sih. Waktu itu saya jadi top global bukan (bersama hero) midlane atau jungle, tetapi EXP lane,” kata Tazz.
“Saya main Benedetta, Lapu-Lapu, dan Chou dan ketiganya top global semua. Oh iya satu lagi, Lunox juga,” tuturnya.
Dengan latar belakang sebagai EXP laner, cukup mengejutkan melihat dirinya muncul pertama kali ke permukaan sebagai jungler andal. Hal ini pun terjadi karena kebutuhan timnya saat itu.
“Saat itu saya jadi main jungler karena tidak ada pemain lain yang mengisi posisi tersebut. Saat itu, hero favorit saya (sebagai jungler) rata-rata Fanny, Ling, dan Lancelot,” ujarnya.
Berbicara soal hero jungler, Tazz sudah cukup identik dengan Fanny. Bahkan di sepanjang MPL ID S10, ia sangat jarang memiliki kesempatan memainkan hero assassin tersebut karena tim lawan memilih untuk melakukan ban atar tidak digunakannya.
Di balik kehebatan Tazz dalam bermain Fanny, ada kisah yang cukup unik tentang awal mula dirinya memainkan hero dengan mekanik tersulit di MLBB tersebut.
“Awalnya kenapa saya tertarik bermain Fanny itu karena melihat video orang lain main di Youtube. Waktu itu saya masih Master dan melihat orang main Fanny bisa terbang-terbang begitu, terlihat keren dong. Jadi saya langsung beli heronya, bahkan sampai top up Diamond supaya bisa cepat mendapatkannya,” ucap Tazz.
“Namun, ternyata saya tidak bisa memainkannya. Saya merasa panas karena merasa sudah membuang uang, jadi saya terus coba memainkannya,” tuturnya.
Kini, perasaan tidak mau rugi itu telah mengantarkan Tazz menjadi salah satu player Fanny terbaik di Indonesia, atau mungkin dunia. Jika dirinya tidak memiliki semangat tersebut, pastinya sekarang ia tidak akan dikenal sebagai player Fanny yang hebat.