Kabar mengejutkan hadir kala Alter Ego Celeste resmi dilepas ke Team RRQ dan menjadi RRQ Kaguya pada Kamis (19/1) sore.
Nabbsky bersama 3 rekannya Eisberg, Alluka dan juga Ayumii telah resmi menyandang seragam RRQ untuk karier mereka ke depannya. Sementara itu, nasib rekan mereka Odella “Enerii” Abraham masih menyisakan sebuah misteri.
Pasalnya, Enerii seolah ‘menghilang’ dan tidak ikut bersama rekan-rekannya ke Team RRQ. Berbagai spekulasi dan teori aneh mencuat di media sosial.
Yang paling menyita sorotan, dan menjadi ‘drama’ di kalangan para penggemar Valorant adalah, ada ‘konflik’ di balik transfer Alter Ego Celeste yang melibatkan Enerii. Bahkan, tidak tanggung-tanggung seorang insider mengklaim Alter Ego menolak untuk menjual Enerii.
Sehingga, Enerii tidak bisa berpindah tim meskipun Alter Ego Celeste sudah tidak lagi berada di bawah manajemen Alter Ego. Hal tersebut ramai di bahas, khususnya di media sosial Twitter dan banyak orang turut simpatik atas apa yang menimpa Enerii.
Mewakili pihak manajemen, General Manager Alter Ego, Avian “WhyPhy” Luthfi angkat bicara terkait hal yang terjadi di antara timnya dan Enerii.
“Saya tidak bermaksud melakukan klarifikasi, saya tidak tahu mengapa ada rumor di luar sana terkait AE serta Enerii. Saya bisa bilang, sebenarnya Odell (Enerii) itu mau mencoba untuk (bermain) di tim lain. Saya sudah tawarkan dia ke beberapa tim region NA, dan ada agencynya,”
“Akhirnya setelah beberapa waktu belum ada jawaban, pihak agency mengaku masih mencari. Saya juga (masih) sempat menghubungi pihak agency ini,” ucap WhyPhy.
Kemudian ia mengambil inisiatif dengan menawarkan Alter Ego Celeste ke beberapa tim lainnya. Bahkan dirinya juga mengungkap ada tim yang berusaha untuk melakukan poaching secara personal dan tidak melibatkan pihak manajemen.
“Saya kemudian berinisiatif untuk menawarkan Alter Ego Celeste ke tim lain, waktu itu ada yang nawar dari TSM pernah. Ada juga tim-tim yang berusaha untuk main belakang atau melakukan penawaran secara tidak resmi melalui manajemen,”
“Jadi dia (Enerii) yang didoktrin macam-macam,” sambungnya.
WhyPhy tidak menyebutkan secara detail tim mana yang melakukan hal tersebut. Ada kemungkinan, tim yang dimaksud tergabung ke dalam Franchise League.
“Saya tidak akan menyebutkan siapa tim yang saya maksudkan. Di Franchise League itu saya dengar tim harus /diwajibkan memiliki tim ladies begitu,” tuturnya.
Enerii menolak ikut Alter Ego Celeste ke Team RRQ
WhyPhy menambahkan ia sudah memberikan penawaran terkait Alter Ego Celeste ke beberapa tim di region APAC/Franchise Pasific. Ia pun menyebutkan jika Team RRQ adalah salah satunya, yang memang sedang mencari kandidat yang tepat.
“Saya sudah menawarkan Celeste ke tim-tim Franchise yang ada di APAC. Salah satunya ada RRQ, kami bersama RRQ kemudian membahas soal ‘buyout’ dan akhirnya kami lepas mereka. Dari pihak RRQ, mereka sudah menghubungi kami dan ada pembahasan,” ungkap WhyPhy.
Kemudian, Enerii menolak untuk mengikuti rekan-rekannya untuk ke Team RRQ dengan alasan yang tidak diketahui.
“Setelah berbincang, kemudian Odell (Enerii) itu tidak mau pindah ke RRQ. Saya jelaskan ke manajemen RRQ mengenai hal tersebut. Saya juga sudah berbincang dengan 4 member lainnya, mereka mengaku tidak masalah dan resmi berpindah,” tuturnya.
Di sisi lain, Enerii meminta manajemen Alter Ego untuk melepaskan dirinya dan membiarkan ia pindah ke tim lainnya. Namun, karena klausul kontraknya masih berlaku, ia tidak bisa berpindah kecuali ada transisi antar manajemen secara resmi.
“Odell kemudian bertanya, ‘saya bisa keluar (AE) tidak?’ saya kemudian jawab ‘ya bisa saja tapi kan kamu masih terikat kontrak ya harus menandatangani kontrak rilis (pelepasan),” ucap WhyPhy.
Terkait pembahasan denda senilai US$100 ribu yang ramai dibahas pun, WhyPhy menjelaskan jikalau hal tersebut bukanlah hal untuk menyulitkan sang pemain. Melainkan nilai tersebut adalah jaminan agar si pemain tetap menjaga nama baik tim atau merupakan denda yang harus dibebankan jika pemain dalam waktu tertentu melakukan hal yang merugikan tim.
“Di kontrak rilis tersebut memang ada nominal. Namun hal tersebut bukan bermaksud untuk menjegal si pemain melainkan bertujuan agar pemain tidak melakukan tindakan yang merugikan atau mencemarkan nama AE,”
“Jika ia mencemarkan nama AE, kami bisa membebankan hukuman dengan nominal tersebut. Hal itu saya ajukan, tapi sebenarnya bisa berubah. Beberapa tim juga memasukkan klausul denda jika pemain tersebut melakukan hal-hal yang merugikan manajemen (pemain) terkait,” pungkasnya.
WhyPhy menjelaskan di akhir pernyataannya kepada seluruh fans Valorant agar tidak mudah terpengaruh ucapan-ucapan pihak tertentu yang tidak mengetahui situasi mengenai Alter Ego dengan Enerii dan masa depan divisi Valorant ladies AE belum ditentukan.
Semoga saja, hal ini akan mendapatkan jalan tengah terbaik bagi kedua pihak dan tidak ada lagi asumsi liar yang memperkeruh situasi AE dengan Enerii.
BACA JUGA : VCT Challengers Indonesia Split 1: Jadwal, hasil pertandingan dan cara menonton