Tim Valorant Filipina 6045 Pirates punya kisah istimewa bahkan sebelum mereka berhasil mentas di panggung Valorant terbesar Asia Tenggara VCT SEA Challengers Playoffs.
ONE Esports berhasil menggali cerita petualangan jempolan mereka saat mendapat kesempatan mewawancarai pelatih Yuki “Zyki” Uruma yang menjelaskan, “Tim ini baru dibangun November tahun lalu. Saat itu kami membuka trial sebelum turnamen VCT SEA.”
Pemilik tim benar-benar merogoh kocek sendiri demi 6045 Pirates di mana tim disebut Zyki hanya dilengkapi oleh komputer dengan spesifikasi minimum untuk menjalankan Valorant.
Karena alasan itu pula Zyki yakin betul jika tim polesannya berpotensi bermain jauh lebih baik jika memiliki perlengkapan yang sejajar dengan tim lainnya.
- Player Valorant Amerika Utara terbaik di setiap role versi 100 Thieves
- Agent Valorant terbaik untuk taklukkan Breeze
“Hal tersebut adalah satu-satunya faktor yang menghambat kemajuan kami,” ujarnya.
Sepanjang VCT SEA Challengers Playoff, alias turnamen Valorant terbesar di Asia Tenggara, 6045 Pirates bermain di sebuah warnet di Cebu, Filipina.
Meskipun dengan kondisi serba pas-pasan tersebut, performa mereka jauh dari mengecewakan. Dua kemenangan berhasil dicatat dari dua pertandingan pertama lawan tim Vietnam FEARUS dan tim Indonesia NXL, sebelum akhirnya mereka dipaksa mencicipi kekalahan di hadapan tim kuat Thailand X10.
Meski demikian, performa terbaik 6045 Pirates justru terlihat ketika mereka terjengkang di hadapan X10, tepatnya di Game 2 ketika mereka mengakhiri laga dengan skor 13-1.
Sayang memang, mimpi mereka untuk berbicara lebih lanjut di scene kompetitif Valorant SEA harus terhenti di lower bracket setelah dijinakkan Full Sense 1-0, namun tetap saja kisah 6045 Pirates bisa menjadi inspirasi bagi siapapun yang ingin menekuni karier sebagai pemain pro esports.
Keterbatasan bukan alasan untuk menyerah pada keadaan.
BACA JUGA: Hasil pertandingan & jadwal lengkap Valorant Challengers SEA Playoffs