Rank tertinggi telah berhasil kalian raih. Status Mythical Glory, Immortal dan Challanger telah terpasang dengan gagah di IGN. Berikutnya, tantangan menjadi pemain profesional mungkin menjadi bidikan, tetapi apa sebenarnya yang bakal kalian hadapi di depan? Kriteria apa saja yang dituntut oleh tim saat merekrut pemain?
Pelatih Ralph “Leathergoods” Llabes sudah lama malang melintang di scene esports Filipina termasuk punya pengalaman membesut tim mentereng Mobile Legends: Bang Bang Bren dan Sunsparks. Saat ini Lethergoods memimpin divisi coaching di Bren alias berstatus sebagai bos para pelatih di semua divisi yang dimiliki Bren.
Dan ONE Esports mendapat kesempatan berbincang dengan Leathergoods untuk mengetahui apa sebenarnya yang dicari organisasi esports pada diri seorang pemain.
5. Perhatian terhadap detail
Sebelum menjajaki kemungkinan merapat ke tim pro, kalian harus memastikan diri selalu memperhatikan detail paling kecil sekalipun. Biasanya ada tuntutan level skill tertentu tergantung tim. Sebuah tim MLBB biasanya punya standar poin tertinggi tertentu yang pernah dicapai, sementara untuk Valorant normalnya mereka tidak akan menerima apapun kecuali rank Immortal.
Setelahnya adalah detail lanjutan. Role apa yang sedang mereka butuhkan, apakah kalian akan diminta tinggal di gaming house sepanjang turnamen atau selama durasi kontrak? Apakah ada batasan usia? Apakah kalian harus berpindah daerah tempat tinggal?
Jika trial berhasil dilewati, maka dipastikan kontrak resmi akan menghampiri dan kalian akan bertemu lagi dengan hal-hal yang perlu perhatian yang lebih detail. Pelatih Leathergoods selalu memastikan semua pemain membaca kontrak secara seksama, tidak ada klausul yang luput dari bahasan terutama jika mereka belum pernah meneken kontrak sebelumnya. Hal tersebut dilakukan agar semua pihak yang terlibat menyadari dan memahami hak dan kewajiban.
4. Avaibility
Kehidupan pemain pro bisa sangat menuntut, dan pemain harus siap berkorban sejak awal demi memuluskan perjalanan karier. Sebagian besar tuntutannya adalah waktu. Jangan salah, tim tidak berharap pemain selalu siap setiap saat, tetapi kesiapan pemain adalah salah satu hal besar yang bakal berdampak pada kesempatan di depan.
Kesiapan menjadi penting bagi pelatih tim di sesi trial. Dengan banyaknya pemain yang mengikuti trial, mereka yang berusaha menjadwalkan ulang mungkin tidak akan mendapat kesempatan kedua. Pelatih Leathergoods menegaskan kompetisi menuju tim profesional begitu ketat sehingga dibutuhkan pengorbanan besar.
“Di Filipina saja terdapat jutaan pemain, sementara kesempatan yang ada dari tim-tim dengan sponsor besar kurang dari 80 spot,” jelas Leathergoods. “Sebagai contoh, ada sepuluh tim terdaftar di MPL PH, artinya enam pemain ditambah satu pelatih. Hanya tersedia 70 tempat yang harus diperebutkan jutaan pemain. Kompetisinya keras. Jadi ketika kalian tidak mau berkorban, maka selalu ada seseorang yang siap menggantikan posisi.”
3. Disiplin
Tes pertama tentang disiplin langsung tersaji saat trial. Memenuhi jadwal bermain menjadi sangat penting dan kalian tidak akan mendapatkan kesan pertama yang baik dari pelatih atau organisasi jika gagal dalam perkara ini. Setelah menyerahkan lamaran, kalian bakal mendapatkan instruksi untuk mengikuti sederet jadwal dan pamer kemampuan. Ini adalah kesempatan emas untuk memberi kesan yang baik. Leathergoods bahkan mengatakan lebih menyukai disiplin ketimbang skill.
“Skill dapat dikembangkan,” kilahnya. “Ada banyak cara untuk mendapatkannya. Jika kalian menemukan kombinasi yang tepat antara kepercayaan diri dan disiplin, maka skill akan berkembang dengan sendirinya.”
Mindset ini akan terus terpakai di sepanjang karier, itulah standar bagi pemain pro yang bakal membantu meningkatkan kemampuan mereka. Leathergoods mengatakan tim seperti Bren Esports tidak akan menuntut pemain berlatih lebih dari jadwal yang telah ditentukan namun biasanya para pemain sendiri yang selalu unjuk potensi sebagai calon juara melalui disiplin dan motivasi yang diperlihatkan secara individu, melampaui apa yang tertera di kontrak.
2. Teamwork
Kalian boleh saja menyambar status pemain terbaik di dunia, tetapi jika tidak dapat bekerja layaknya sebuah tim, maka tim-tim esports tidak akan berlomba-lomba menggunakan jasa Anda. Tidak peduli apakah game yang dimainkan itu game tim atau single-player, seorang atlet esports akan bekerja dengan banyak orang di organisasi, tim produksi, pemain lainnya dan lain-lain.
Saat trial kemungkinan besar kalian akan beberapa kali dipasangkan dengan pemain atau grup yang berbeda. Ini adalah momen bagi para pelatih untuk mencari chemistry antarpemain. Kemampuan bekerja sebagai tim ditambah sikap disiplin dalam meningkatkan skill individu akan berbuah manis bagi semua calon pemain pro.
“Tidak peduli jenis pekerjaan, Anda akan selalu bekerja dengan orang lain,” tutur Leathergoods. “Bahkan jika Anda memainkan olahraga solo, Anda masih harus bekerja dengan orang lain. Inilah yang selalu ingin kami tanamkan pada diri setiap pemain, bahkan untuk di luar esports.”
1. Motivasi
Pelatih juga akan mencari pemain yang bersemangat dan haus akan gelar juara. Motivasi dipastikan berguna untuk menjaga komitmen pemain, terutama dalam beberapa bulan pertama setelah resmi menjadi pemain pro dan harus menjalani rutinitas yang berbeda.
“Soal ini saya tidak bisa mengajari,” lanjut Leathergoods. “Jika pemain punya motivasi, kepercayaan diri dan penuh semangat, maka mereka pasti akan habis-habisan. Mereka akan menjaga gengsi diri sendiri dan tidak akan mudah menyerah.”
Tidak peduli apakah pemain lolos trial atau tidak, motivasi akan selalu membuat mereka terus berusaha untuk bertahan di industri selama mungkin.