Industri esports adalah fenomena di Indonesia dan belakangan banyak diperbincangkan oleh khalayak ramai. Bukan tanpa alasan, data dan fakta di lapangan memperlihatkan jika industri mengalami pertumbukan pesat dari tahun ke tahun.
Hal inilah yang coba dibedah saat diskusi panel berjudul “Pertumbuhan cepat, inovasi serta peran industri esports dan game di Indonesia” gagasan PUBG Mobile yang dihadiri langsung oleh para pemangku kepentingan seperti Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif Sandiaga Uno dan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementrian Komunikasi dan Informatika Samuel Abriani Pangerapan.
Pada kesempatan tersebut Sandiaga mengatakan, “Esports itu adalah pemenang pandemi, di tengah-tengah pandemi dan tantangan ekonomi, industri esports menjadi salah satu yang menunjukkan tren kenaikan positif, tertinggi kedua setelah subsektor televisi dan radio,” bukanya.
“Industri esports sedang lucu-lucunya berkembang, baik dari segi penonton, pemain, maupun perkembangannya. Hebatnya, Indonesia punya 60 juta pemain esports atau gamer yang menunjukkan pertumbuhan pesat.”
Perkembangan pesat industri esports dan game di Tanah Air juga diamini oleh Semuel yang menerangkan Kominfo menyambut baik tidak hanya esports, tetapi seluruh game dan ekosistem digital sebagai bagian dari pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Intinya, pihak Kominfo tetap mendukung terutama kepada developer-developer dari Indonesia, yang juga harus ditingkatkan kemampuannya,” tutur Samuel.
PUBG Mobile sebagai salah satu game yang digandrungi di Indonesia dan telah memiliki road map ekosistem esports yang berkelanjutan sehingga membuka lebar peluang bagi para anak muda untuk meniti karier menjadi atlet-atlet esports yang profesional.
Dengan beragam jenjang kompetisi domestik hingga internasional yang disuguhkan oeh PUBG Mobile sejak hadir di Indonesia pada 2018, industri esports juga telah membuka berbagai macam lapangan pekerjaan baru yang tentunya menguntungkan.
“Kami tidak hanya membawa game, tetapi juga ekosistem esports berkelanjutkan yang dapat memunculkan sebuah industri baru di Indonesia,” terang Aswin Antonie, Country Manager Tencent Games Indonesia yang juga turut hadir di acara tersebut.
“Ekosistem yang kami rancang itu dapat mencipatkan lapangan pekerjaan baru di bidang kreatif yang membantu ekonomi Indonesia.”
- 5 wakil Indonesia di PMPL SEA Season 4 buka peluang lolos ke final
- Wizzking dan Cold warnai teaser istimewa ONE Esports MPLI 2021
Industri esports butuh bantuan semua kalangan untuk semakin maju
Meskipun laju industri esports di Indonesia tengah melaju kencang, stigma negatif masih saja bermunculan. Tentunya hal ini merupakan hal yang wajar dan dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengikis stigma-stigma negatif ini.
Banyak pihak yang belum mengerti mengapa esports bisa masuk dalam kategori olahraga padahal segala unsur olahraga nyata terdapat pada esports seperti kopetitif, sportifitas dan prestasi.
“Game dan esorts adalah industri baru dan banyak orang tua yang tidak tahu perkembangan zaman saat ini sehingga menganggap game hanya menghabiskan waktu dan salah arah,” kata Samuel mengomentari fenomena yang ada.
“Sosialisasi dibutuhkan dan industri esports juga perlu membuktikan punya kontribusi terhadap ekonomi digital.”
Pengembangan esports adalah salah satu janji presiden yang tercantum di dalam program prioritas nasional pada 2021. Pada tahun sebelumnya, pemerintah juga telah menetapkan esports sebagai cabang olahraga, dengan secara resmi memasukkan esport sebagai salah satu cabang dilombakan di kancah internasional seperti Asian Games 2018, SEA Games 2019, dan di kancah nasional, yaitu PON XX Papua yang baru saja berakhir.
Selain itu, beberapa turnamen dari pemerintah pun telah bermunculan, seperti Piala Menpora Esports dan Piala Presiden Esports, yang saat ini tengah berlangsung. Menanggapi hal ini, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, pun turut buka suara mengenai fenomena industri ini.
“Kegiatan dalam pengembangan konsep dan strategi untuk sebuah fenomena baru yaitu esport akan dijadikan sebuah hal yang sifatnya kompetitif, prestatif, dan juga sportif, sehingga akan menghasilkan sebuah semangat bahwa ada nilai-nilai dalam esport yang bisa menjadi teladan dalam keseharian kita,” ucap sosok yang akrab disapa Kang Emil tersebut.
“Fenomena digital ini luar biasa, tidak hanya mendapati ekonomi dan pendidikan, akan tetapi juga olahraga dan hobi. Bahkan hampir US$1.1 miliar pada 2019 telah menjadi sumber pendapatan bagi industri esport di Indonesia. Hal ini menandakan pangsa pasar esport sangat besar terlebih nanti di tahun 2045, mayoritas bangsa kita adalah generasi di bawah 40 tahun (saat ini), dan mereka adalah konsumen esports terbesar,” tuturnya.
Peran PUBG Mobile menangkis stigma negatif bermain game
PUBG Mobile sebagai salah satu game paling diganderungi oleh masyarakat Indonesia, memiliki kepedulian kepada anak muda dan komunitas game di Tanah Air. Hal ini diwujudkan dalam road map ekosistem esports yang berkelanjutan dan berhasil menjembatani para anak muda agar bisa melangkah menjadi atlet-atlet esports profesional.
PUBG Mobile telah membentuk program-program yang mendukung talenta esport Indonesia dengan turnamen mulai dari level komunitas, amatir hingga profesional, dari level komunitas dan amatir terdapat PUBG Mobile Jawara Community (PMJC), PUBG MOBILE Campus Championship (PMCC), dan PUBG MOBILE Community Cup.
Sementara untuk skala nasional terdapat PUBG MOBILE Club Open (PMCO), PUBG MOBILE National Championship (PMNC), dan PUBG MOBILE Pro League (PMPL). Sementara di skala regional terdapat PUBG MOBILE Pro League South East Asia (PMPL SEA), hingga ajang terbesar dunia PUBG MOBILE Global Championship (PMGC).
Lebih lanjut, Aswin Atonie juga menegaskan bahwa industri esports itu sejatinya berbeda dengan bermain game pada umumnya, meski yang dimainkan adalah game itu sendiri.
“Bermain game itu berbeda sekali dengan dunia esports. Kalau hanya bermain game, pasti bakal menjadi stigma negatif dari orang tua. Namun esports berbeda, karena telah menjadi sebuah industri di mana setiap jam yang dihabiskan oleh pro player sangat berharga,” ucap Aswin.
“Tidak hanya mengasah skill semata, tetapi ada juga analisa tentang kesalahan, kekurangan, dan strategi kedepannya dengan melibatkan berbagai pihak seperti pelatih dan analis,” tuturnya.
Indonesia memiliki 44,2 juta pemain esports. Jumlah ini adalah pertumbuhan sebesar 37 persen jika dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara.
Persebarannya pun cukup merata dari Sabang sampai Merauke. Selain itu komunitas-komunitas yang terbentuk tidak hanya melakukan bermain game bersama saja, akan tetapi juga melakukan aksi-aksi sosial yang produktif untuk daerahnya masing-masing.
BACA JUGA: PMCC 2021 dipastikan hadir dengan prizepool Rp273 juta