Game keluaran Konami, eFootbal PES 2020, mengalami lonjakan kualitas luar biasa dari seri sebelumnya. Kunci peningkatan performa adalah mendengar masukan fans.
Belum jua rilis, eFootball PES 2020 digadang-gadang bakal menjadi game sepak bola nomor satu tahun ini, menggeser sang rival bebuyutan FIFA 20 dari singgasana utama. Tim pengembang game tampaknya banyak belajar dari kegagalan di seri PES 2019.
PES 2019 banyak direcoki oleh masalah bug, server, dan mekanik penjaga gawang. Problem itu memicu kegundahan fans.
“Tentu kami mendengar masukan dari fans dalam beberapa tahun. Kami memerhatikannya, lalu meneruskan kepada tim pengembang dan mereka sebisa mungkin memperbaikinya,” kata Brand Manager PES Eropa, Lennart Bonzein.
Hasilnya, seri eFootball PES 2020 mengalami perbaikan signifikan jika dibandingkan dengan edisi sebelumnya.
“Soal gameplay, kalian rasakan perbedaannya. Bukan hanya karena sudut kamera, tapi aksi di lapangan juga terasa berbeda dari edisi 2019,” tutur Bonzein menambahkan.
Gameplay eFootball PES 2020 sekilas terasa lebih lambat. Tapi, itulah yang justru membuat game terasa riil dan enak dimainkan.
Keberhasilan Konami mengamankan lisensi sejumlah tim besar seperti FC Barcelona, Manchester United, dan Juventus kian menjulangkan eFootball PES 2020 yang akan rilis 10 September mendatang. Hal itu menjadi pukulan telak buat FIFA 20 yang terpaksa mesti menciptakan sebuah tim fiktif bernama Piemonte Calcio untuk menggantikan Juventus.
Kabar bahwa eFootball PES 2020 bermitra dengan turnamen prestisius, Euro 2020, bak menggarami luka yang sudah menganga di tubuh FIFA 20. Bahkan, Konami bersama UEFA akan menggelar turnamen esports bertajuk eEuro 2020.
“Kami mengamati produk mereka, melihat apa yang mereka umumkan, hal yang mereka lakukan. Secara objektif, mereka mengumumkan beberapa hal, tapi tak banyak, di mana itu janggal di mata saya. Sebab, biasanya mereka begitu besar-besaran,” ujar Bonzein tentang kiprah sang pesaing, EA Sports, tahun ini.