Gelaran bergengsi Mobile Legends: Bang Bang, MPL Season 3, telah berakhir dengan menghasilkan Onic sebagai raja baru di Land of Dawn.

Raja baru? Ya, karena raja dari segala raja alias Rex Regum Qeon (RRQ) sang juara bertahan secara mengejutkan tumbang di hari pertama.

Sulit dipercaya memang, tetapi demikian kenyataannya. Menjadi favorit bukan berarti bakal meraup segalanya. Berada di lower bracket, PSG.RRQ tumbang di tangan Bigetron dan terlempar dari persaingan ke tangga juara.

Akibatnya ada anggapan yang sinis terkait kegagalan tersebut, beberapa pihak menilai mereka mendapat tekanan tambahan karena membawa nama besar PSG, klub jawara Ligue 1 Prancis.

Apakah benar menyandang nama besar PSG menjadi beban berat bagi mereka? Dan apa berikutnya untuk PSG.RRQ?

Menurut team manager RRQ_Lavida, MPL Season 3 memang lebih kompetitif dari musim sebelumnya di mana ketika itu RRQ begitu mendominasi.

“Tingkat kesulitan MPL Season 3 lebih tinggi, mengingat banyak tim baru, tim kuda hitam dengan kemampuan bersaing dengan RRQ,” ujarnya melalui video di kanal YouTube resmi Team RRQ.

“Kalau memang kenyataan kita ada di posisi delapan sekarang, berarti kita berhak di posisi itu tanpa alasan khusus. Terpenting dari player sendiri apa yang sudah mereka capai tidak ada penyesalan.”

Lavida kemudian menjawab soal penilaian pihak luar yang menyebut tekanan membawa nama PSG sangat tinggi dan dia juga membahas soal masa depan tim.

“Bagi saya, menjadi pemain RRQ, pressurenya tinggi dan sebagai pemain pro tekanan itu selalu ada. Itu bukan alasan tetapi tantangan. Ini bukan jadi alasan sebuah kegagalan,” lanjutnya

“Kedepannya PSG.RRQ tetap ada, dan akan mengikuti turnamen di Singapura namun dengan satu stand-in, ditunggu saja pernyataan resminya soal siapa stand-in-nya dan siapa yang akan digantikan.”

Untuk lebih lengkapnya, kalian dapat menyaksikan video di atas.