Skuat Eropa, G2 Esports, bersusah payah meraih kemenangan melawan sang favorit, SKT T1, dalam rangkaian lima pertandingan League of Legends Mid-Season Invitational 2019.

SKT T1 sukses melalui game pertama dengan enteng, tapi di laga kedua sedikit kesulitan lantaran G2 mulai menemukan ritme mereka. Ketika laga imbang 1-1, Kim “Clid” Tae-min mengantarkan kemenangan bagi SKT T1 di game ketiga, memposisikan timnya satu kemenangan lagi menuju final. Namun, G2 menolak menyerah dan berhasil bangkit di beberapa seri kemudian, memaksakan game kelima yang menentukan.

Di Game 5, G2 menjalani start fantastis dan berada di posisi memimpin, tapi SKT memukul balik, membuat team fight yang tak seorang pun menduga akan demikian. Namun, G2 berhasil merespons, membawa SKT keluar posisi dalam sebuah pertarungan Baron nan krusial sebelum merobohkan bottom lane untuk menumpas Nexus.

Tim favorit SKT T1 dieliminasi G2 Esporst
Kredit: Aloysius Low/ONE Esports

SKT T1 Mid-laner Lee “Faker” Sang-hyeok tampil fantastis sepanjang laga, tapi keseluruhan tim melakukan kesalahan melawan rival dari Eropa ini, yang menguasai mereka dengan cara brutal.

Berkat kemenangan ini, G2 Esports mencipta final bersejarah antara tim Amerika Utara vs Eropa, melawan Team Liquid, yang menghabisi juara dunia Invictus Gaming untuk mengamankan tempat di partai puncak.

Bagi Faker, kekalahan ini akan membuat dia kelak bangkit untuk menjadi lebih tangguh.

“Saya menilai Cap [G2] bermain sangat baik di serangkaian seri dan membuat sedikit kesalahan, tapi di kesempatan berikutnya saat kami berjumpa lagi, saya pasti akan mengalahkannya,” ujar Faker.

Kredit: Aloysius Low/ONE Esports

Sang midlaner juga menambahkan, saat meta telah bergeser untuk bermain lebih agresif, timnya masih lebih cenderung melakukan pendekatan dnegna keseimbangan.

“Mekanik terbaru bagi Champions mendorong lebih banyak duel dan menghasilkan permainan yang lebih agresif, tapi kami tak mencoba untuk mengikuti tim-tim lain dan kami akan melakukan apa yang terbaik buat kami.”

Midlaner G2 Esports Rasmus “Caps” Winther berterima kasih kepada ayahnya atas dukungan dan kehadirannya sepanjang turnamen ini, di mana dia rela berteriak di tengah kerumunan suporter untuk memberi dukungan pada timnya bahkan saat mereka tertinggal 2-1 di sejumlah seri. Dia juga berhasrat untuk bisa menghadapi Faker.

“Sayangnya, ini bukan satu lawan satu, sebagian besar adalah game. Ada banyak penjelajahan dan duel tim, ini lebih seperti saya menghadapi SKT,” ujar Caps.

Caps juga menyampaikan pesan peringatan untuk laga esok melawan Team Liquid.

G2 Esports mengalahkan SKT T1 dengan susa payah
Kredit: Aloysius Low/ONE Esports

“Banyak tim memperlakukan Liquid bak tim Platinum, tapi akan memperlakukan mereka seperti tim Diamond,” tukas Caps, dibarengi tawa seluruh tim dengan terbahak-bahak.