Tim Jepang ini menunjukkan kepada kita bagaimana membuat rencana dan memenangkan low-kill game.

Sebagian besar pertandingan League of Legends berakhir dengan skor high-kill seiring dengan para pemain bertekad untuk menghapus tim lawan demi meraih target.

Namun, duel antara MEGA Esports [MG] dan DetonatioN FocusMe [DFM] tuntas dengan minimal skor 4 sampai 5 kill di setiap tim. Pertandingan ini menarik perhatian berkat permainan taktikal yang ditunjukkan skuat profesional Jepang dan tim yang berbasis di Thailand tersebut.

Sejak awal, semua mata tertuju pada DFM karena mereka memperkenalkan non-meta champion ke pertandingan, terutama duo Sona-Taric yang digunakan oleh DFM Yuta “Yutapon” Sugiura dan DFM Yang “Gaeng” Gwang.

Semakin lengkap dengan hadirnya Kayle di top lane yang dimainkan oleh DFM Shunsuke “Evi” Murase, dengan Kindred dimainkan oleh DFM Moon “Stal” Geonyeong, serta DFM Kyohei “Ceros” Yoshida memainkan Ziggs di tengah.

Di awal laga, dua support champions di bottom lane mengalami kesulitan karena mereka bisa dengan mudah ditekan untuk kembali ke menara mereka oleh Tristana [MG Juckkirsts “Lloyd” Kongubon] dan Braum [MG Ha “PoP” Min-wok], dengan ditopang oleh Jarvan IV [MG Kwon “Jjun” Jun-Seok].

Screenshot oleh: Kristine Tuting/ ONE Esports

Duo DFM harus bertahan di menara mereka sampai mereka mendapat momentum.

Sementara bertahan di bottom lane, MG mengeluarkan menara pertama di top lane dengan Viktor [MG Atit “Rockky” Phaomuang] memimpin serangan, dan mendapat bantuan dari Rift Herald.

Tak hanya sampai 16 menit darah pertama muncul. MG mencuri interfal drake dari DFM, sebelum MG Lloyd’s Tristana tertangkap saat melarikan diri lalu terjatuh.

Salah satu alasan rendahnya jumlah pembunuhan adalah permainan visi yang cemerlang dari duo Sona-Taric di seluruh peta. Ini membantu DFM secara strategi merencanakan pergerakan berikutnya, sembari tetap waspada dan tenang dalam membunuh si musuh tim, Nexus.

Permainan sudah hampir selesai ketika DFM menguasai Baron Nashor setelah tim Jepang ini menekan MG ke pangkalan mereka, sementara tim Thailand itu bertahan.

Sebagian besar pembunuhan terjadi di sekitar Nexus, dengan MG berusaha menekan DFM kembali meski hasilnya sia-sia.

Pada akhirnya, DFM meraih kemenangan pertama mereka di hari kedua MSI 2019.