Tak bisa dimungkiri jika tim Free Fire Thailand adalah salah satu kekuatan terbesar di scene kompetitif Free Fire di dunia saat ini.
Sebut saja beberapa tim Free Fire Thailand seperti EVOS Phoenix, Attack All Arround, hingga Nigma Galaxy bergabung ke dalam scene, semua adalah tim-tim kelas juara di mana dua di antara mereka adalah juara dunia Free Fire.
Di awal perkembangan scene kompetitif Free Fire dunia, tim Free Fire Thailand dulu tidaklah mencolok sama sekali. Hanya ada beberapa tim yang menembus turnamen internasional seperti EVOS Memorial Gamers (MG), dan Illuminate The Murder.
- EVOS Divine lebih baik tanpa SAM13 dan MR05? Ini faktanya!
- Daftar tim peserta FFML Season 7 dan roster lengkap
Memasuki pandemi Covid-19 dan turnamen digelar secara online, kebangkitan tim Free Fire Thailand mulai terlihat. Khususnya EXP Esports (ex-BOOM TH) menjadi juara FFAC 2020, turnamen online kelas dunia pertama di tahun 2020.
Ketika FFWS digelar di Sentosa, Singapura, EVOS Phoenix meneruskan estafet kesuksesan tim Free Fire Thailand sebagai juara. Hal tersebut kemudian diteruskan kepada Attack All Arround (AAA) dan EVOS Phoenix kembali menjadi juara dunia kedua kalinya.
Lantas, bagaimana mereka bisa mempertahankan tradisi juara seperti itu? Apakah ada budaya atau rahasia unik yang perlu diketahui oleh kita semua?
Kedisiplinan dalam scrim menjadi rahasia kekuatan tim Free Fire Thailand
Fakta unik mengenai kekuatan tim Free Fire Thailand ada pada kedisiplinan mereka dalam melaksanakan latihan/scrim bersama dengan pro team lainnya.
Dalam vlog bersama dengan Adji Sven, pelatih tim King of Gamers (KOG), Poseidon dan juga pelatih EVOS Phoenix, Namo mengungkap jika kedisiplinan scrim adalah hal penting.
Jika tim tersebut dinilai tidak disiplin, maka tim tersebut diberi hukuman berupa pelarangan (ban) dalam jangka waktu tertentu, bisa sampai 1 bulan.
“Poseidon selalu mengadakan scrim bagi tim-tim pro (FFML TH) dan kalau misalnya ada tim yang dilihat sengaja tidak mau mengikuti, maka akan di-ban (dilarang ikut),” ucap Namo yang diterjemahkan oleh pihak penerjemah.
Lebih jauh, Namo menambahkan jika untuk mengikuti scrim atau latihan ada syarat tertentu yang harus diikuti oleh setiap tim dan sistem ban tersebut benar-benar ketat.
“Untuk scrim tim-tim pro Thailand ada seleksi/syarat tertentu sebelum bisa diikuti. Kalau misalnya mereka mau ikut (booking) tapi malah ga ikutan, bakal kami ban satu bulan,” sambungnya.
Manajer EVOS Divine, Rian “RR” Rahadian menambahkan kalau di Thailand scrim pro sudah selevel sama FFML (FFPL) rutin diadakan dalam waktu tertentu.
“Scrim mereka (di Thailand) itu sudah seperti FFML-nya. Rutin diadakan jadi jatuhnya sudah seperti liga aja,” ucap Rian.
Di Indonesia sendiri aturan tetap mengenai scrim pro team masih belum terlalu mengikat dalam arti tak semua tim FFML mengikuti scrim tersebut.
Bahkan untuk scrim yang selalu diadakan oleh Bang Fayad, tak jarang lebih banyak diikuti oleh tim-tim tier 2/tim komunitas dibanding tim pro.
Semoga dengan adanya pandangan dari para pelatih tim pro Thailand, tim-tim Indonesia bisa berbenah menjadi lebih baik lagi.
Ikuti akun resmi ONE Esports di Facebook, Instagram dan TikTok untuk mendapatkan kabar terkini esports, hasil pertandingan, gosip transfer dan update harian lainnya
BACA JUGA : Jadwal FFML Season 7, hasil pertandingan dan cara menonton