EVOS Divine menorehkan catatan kelam di ajang Free Fire Indonesia Masters 2022 Fall sebagai FFIM yang terburuk bagi mereka sepanjang sejarah scene kompetitif.
Selaku tim dengan gelar FFIM terbanyak, EVOS Divine benar-benar ‘sehancur’ itu di ajang FFIM 2022 Fall. Tampil di hadapan ribuan penggemar yang bahkan didominasi oleh penggemar tim Macan Putih, mereka diremukkan oleh para tim lawan.
Sempat bersinar, EVOS Divine meraih BOOYAH! di match pertama. Akan tetapi, hal terburuk yang sempat ditakutkan oleh sang pelatih, Manay kemudian terjadi. SAM13 cs menjadi bulan-bulanan tim lawan alhasil selalu ‘too-soon’.
Dihantam sepanjang 8 match panas yang bergulir, EVOS Divine finis di posisi ke-12 sekaligus menjadi catatan terburuk sepanjang sejarah. Selain EVOS, ONIC Olympus juga pernah berada di posisi tersebut sebanyak 2 kali di sepanjang tahun 2021.
Sebagai caster yang turut bertugas, Adji Sven masih tidak menyangka jikalau EVOS Divine bisa demikian ‘gagal total’ di ajang FFIM 2022 Fall. Ia kemudian memiliki insight tersendiri atas performa dari EVOS Divine di FFIM 2022 Fall.
Masih diselimuti rasa tidak percaya, beginilah reaksi menohok Adji Sven terkait hasil yang diterima oleh EVOS Divine di FFIM 2022 Fall.
Reaksi Adji Sven terhadap kegagalan EVOS Divine di FFIM 2022 Fall
Dalam konten reaction melalui kanal YouTube miliknya, Adji Sven turut memberikan insight di balik EVOS Divine yang gagal perform di FFIM 2022 Fall. Sebagai sosok caster yang bertugas di sana, ia memiliki pandangan mengapa EVOS Divine bisa demikian terpuruk.
Namun, di sisi lain ia masih tidak percaya jika tim sekelas EVOS dengan materi pemain yang berlimpah bisa mencetak hasil yang sangat di luar dugaannya.
“Jujur, ini adalah pendapat pribadi saya, jujur saya agak shock melihat EVOS Divine ada di peringkat ke-12. Karena ekspektasi terburuk saya untuk EVOS, paling finis di peringkat ke-5 lah seburuk-buruknya performa mereka,” ucap Adji.
Adji menambahkan, sebenarnya EVOS sudah memiliki modal awal yang baik dengan meraih booyah di match pembuka walau kerap ‘diusilin’ oleh lawan lainnya.
“Di match pertama mereka sudah mendapatkan BOOYAH! Walau ditabrak sama MBR di obser, ditabrak ECHO ditabrak di obser tapi mereka masih bisa BOOYAH itu mental boosting yang baik. Tapi saya masih kaget sampai sekarang, apa iya ini bukan era EVOS lagi?,” sambungnya.
Bagi Adji, materi pemain EVOS yang melimpah tentunya sudah tidak perlu diragukan. Namun, ia mencoba untuk melihat sisi positif di balik kegagalan ini. Menurut Adji, EVOS harus bisa comeback di event lainnya walau gagal di FFIM.
“Jujur, sudah hampir seminggu saya masih tidak menyangka EVOS hastag 12, lihat saja materi pemain mereka, SAM13, MR05, AbaaX, BION. Ini mengejutkan sekali, tidak hanya saya pasti kalian semua juga namun semoga, dari kegagalan ini harapan saya adalah semoga EVOS bisa comeback stronger di event lainnya seperti DGL dan PPE,”
“Melihat mereka biasa juara, seburuk-buruknya performa mereka ya seharusnya finis di top 3 atau engga top 5 seperti yang saya sebutkan sebelumnya,” tuturnya.
Di akhir, Adji mengungkapkan jika di balik kekalahan EVOS Divine, ada satu bukti jika para tim lain sudah mulai berkembang dan mulai menuai progres positif di dalam scene.
“Saya berusaha melihat hal ini secara objektif. Kekalahan EVOS adalah bukti nyata kalau sebaik apapun skill seseorang, semua masih memiliki kesetaraan,”
“Jika EVOS bisa kalah dan too-soon, musuh sudah pasti berevolusi. Bukan soal tabrak-menabrak, saya sudah sampaikan jika EVOS tidak digempur lawan, artinya para lawan membiarkan EVOS untuk juara dengan mudah,”
“Sebelumnya belum banyak tim yang berpikir demikian. Kini melihat perkembangan yang begitu pesat, musim ini adalah musim kompetisi terbaik yang pernah ada. Selama ini, kita melihat EVOS mewakili Indonesia di mata dunia,”
“Di sana juga mereka ditabraki oleh tim luar, seperti LOUD, Vasto Mundo, ada mental work bagi para pemain EVOS dan pastinya mereka belajar dari kekalahan di musim ini. Semua tim pun demikian,” pungkasnya.
BACA JUGA : Pupus! EVOS Divine gagal raih gelar juara FFIM 2022 Fall