Joki TI, Anathan “ana” Pham, telah kembali!
Meskipun secara teknis ana hanya pensiun selama satu tahun dua bulan, tapi itu terasa sangat lama. Kendati demikian, keahliannya sebagai pemain carry selalu membawanya kembalike arena pertarungan.
Eksklusif kepada ONE Esports, pemain berusia 22 tahun terang-terangan membicarakan persiapannya untuk kembali ke dunia kompetitif, mengapa ia bergabung dengan T1, dan apa alasan dia mengajak mantan rekannya di OG, Topson.
Stand-in untuk Liquid dan Royal Never Give Up jadi ajang persiapan comeback ana
Spekulasi seputar kembalinya ana ke kancah profesionak dimulai awal tahun ini. Kala itu pemain asal Australia bermain di server SEA lebih dari sepuluh match sehari.
Tapi rumor tersebut tak kunjung jadi kenyataan, ia mengatakan saat itu masih “belum yakin apakah masih ingin bermain secara profesional.”
Syukurlah, Aydin “iNSaNiA” Sarkohi menelepon. Kapten Team Liquid itu datang menawarinya untuk stand-in di Riyadh Masters 2022. Kemudian turnamen itu jadi panggung comeback ana di tahun ini.
“iNSaNiA menghubungi dan bertanya apakah saya ingin stand-in di Riyadh,” tulisnya. “Saya pikir itu akan menyenangkan dan bisa jadi pengalaman yang keren, jadi ‘mengapa tidak?’”
Dua pekan kemudian Arlington Major dimulai, saat itu banyak tim yang mengalami kendala kekurangan pemain karena permasalahan visa. Skuad Cina Royal Never Give Up adalah salah satunya dan mereka membutuhkan pemain carry baru. Tim itu kemudian jadi tim kedua yang ana perkuat tahun ini.
“Meski awalnya saya ragu, tapi padas akhirnya saya pikir itu akan menjadi pengalaman bagus,” katanya.
- Penggemar kecewa! The International mungkin tak semegah dulu
- Rekap Gamer’s Paradise Episode 9: Siapa hero Dota 2 terbaik untuk panen MMR?
March jembatan penghubung ana dan T1
Meskipun sudah merasakan lagi sengitnya panggung pertarungan profesional, tapi jadi pemain stand-in tentu berbeda dengan jadi pemain permanen. Setelah turnamen usai, Liquid dan RNG tak lagi menggunakan jasa sang juara TI dan kembali memainkan player permanen mereka. T1-lah yang akhirnya menjadi pelabuhan tetap ana.
Semua berawal dari pelatih T1, Park “March” Tae-won yang menghubungi ana, ia pun menjawab panggilan tersebut dengan penuh semangat. Ditambah lagi, dengan koneksi sebelumnya ke OG, dia membawa tamu spesial yang juga sudah lama tidak aktif secara profesional.
“March bertanya apakah saya tertarik untuk bermain, dan saya pikir saya ingin bersaing,” katanya. “Jadi kami berbicara dan bertanya kepada Topson apakah dia juga tertarik.”
Walau sudah lama tak bermain bersama, ana tetap lontarkan pujian tinggi untuk mantan rekan setimnya. Dalam meta yang sangat menyulitkan pemain posisi satu (carry), ia mengatakan bahwa kemampuan Topias “Topson” Taavitsainen untuk “menguasai map” “membuatnya mudah “untuk mengamankan farm dan scale.”
T1 berpacu dengan waktu jelang kualifikasi TI
Setelah memastikan kedatangan dua pemain juara dunia, T1 langsung menyusun strategi untuk menghadapi kualifikasi TI yang sudah di depan mata, pilihannya hanya maju atau hancur. Dengan waktu persiapan kurang dari sebulan, ana mengatakan T1 sudah bekerja keras di waktu singkat itu.
“Semua orang sepertinya saling menyukai, dan itu yang paling penting.”
Ketika ditanya apa senjata rahasia yang ia miliki sekarang? Ia menjawab, “Vengeful Spirit, karena saya bisa feed namun tidak merugikan tim.”
Ikuti kanal resmi ONE Esports Indonesia di Instagram, Facebook dan TikTok untuk mendapatkan berita, panduan, dan highlight Dota 2 lainnya.
BACA JUGA: Lima hero support Dota 2 untuk pemula